Duda Manggarai Cari Jodoh Kaya

Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, seorang duda asal Manggarai, Jakarta Pusat, bernama Ari (nama samaran) tengah menebar jala pencarian jodoh. Namun, kali ini Ari tak mencari perempuan sembarangan. Ia mencari perempuan kaya yang bisa membiayai hidupnya.

Ari (35 tahun) telah menyandang status duda selama tiga tahun. Pernikahannya dengan istrinya terdahulu kandas karena masalah ekonomi. Sejak saat itu, Ari bertekad mencari jodoh yang memiliki kondisi keuangan yang mapan.

“Saya lelah hidup susah. Saya tidak mau lagi merasakan pahitnya kemiskinan,” ujar Ari kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Ari bukan satu-satunya duda Manggarai yang mencari jodoh kaya. Menurut pengakuannya, banyak teman-temannya sesama duda juga memiliki keinginan yang sama. Mereka beranggapan bahwa menikahi perempuan kaya adalah jalan pintas untuk keluar dari kemiskinan.

“Kami ini sudah lelah hidup menderita. Kami tidak mau lagi melihat anak-anak kami terlantar karena tidak punya biaya hidup yang layak,” kata Ari.

Di tengah masyarakat Manggarai, stigma negatif terhadap duda yang mencari jodoh kaya masih sangat kental. Banyak yang menganggap mereka sebagai pria matre dan hanya mengincar harta perempuan. Namun, Ari tidak peduli dengan stigma tersebut.

“Saya tidak peduli orang mau ngomong apa. Tujuan saya mencari jodoh kaya adalah untuk membahagiakan anak-anak saya,” tegas Ari.

Pencarian jodoh Ari tak semudah yang dibayangkan. Ia sudah mencoba berbagai cara, mulai dari mengikuti biro jodoh hingga berkenalan dengan perempuan melalui media sosial. Namun, hingga kini belum ada perempuan kaya yang mau menerimanya.

Ari pun tak patah arang. Ia terus berusaha mencari jodoh kaya. Ia yakin suatu saat nanti akan menemukan perempuan yang bisa menerima dirinya apa adanya dan membantunya keluar dari kemiskinan.

Paras Ari yang tampan dan tubuhnya yang atletis sebenarnya menjadi modal utama untuk menarik perhatian perempuan. Namun, Ari sadar bahwa itu saja tidak cukup. Ia harus menunjukkan bahwa dirinya adalah pria yang bertanggung jawab dan memiliki potensi untuk sukses.

“Saya sedang belajar bisnis online. Saya yakin suatu saat nanti saya bisa sukses dan menjadi kaya. Saya yakin jodoh saya akan datang pada saat yang tepat,” ungkap Ari.

Pencarian jodoh Ari memang menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung, ada pula yang mengecam. Namun, Ari tetap teguh pada pendiriannya. Ia percaya bahwa setiap orang berhak mencari kebahagiaan, termasuk dirinya yang bernasib menjadi duda.

“Saya tidak minta dikasihani. Saya hanya ingin mencari jodoh yang bisa membuat hidup saya lebih baik. Saya yakin saya pantas untuk bahagia,” pungkas Ari.

Kisah Ari menjadi bukti bahwa kemiskinan masih menjadi masalah yang mengakar di masyarakat Indonesia. Banyak orang, terutama duda, terpaksa mencari jalan pintas untuk keluar dari kemiskinan, salah satunya dengan menikahi perempuan kaya.

Namun, perlu diingat bahwa mencari jodoh kaya bukanlah satu-satunya solusi untuk mengatasi kemiskinan. Masih banyak cara lain yang lebih terhormat dan bermartabat untuk meningkatkan taraf hidup.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah kemiskinan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan akses pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas kepada masyarakat miskin. Dengan cara ini, mereka bisa memiliki keterampilan dan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan bantuan sosial yang tepat sasaran kepada keluarga miskin. Bantuan ini bisa berupa uang tunai, sembako, atau layanan kesehatan. Dengan bantuan ini, keluarga miskin bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluar dari lingkaran kemiskinan.

Dengan mengatasi masalah kemiskinan dari akarnya, maka kasus-kasus seperti Ari bisa dihindari. Masyarakat Indonesia akan menjadi lebih sejahtera dan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kebahagiaan.

Kontak Whatsapp