Duda Tulang Bawang Barat Cari Jodoh Kaya

Dalam belantara pencarian jodoh yang luas, berbagai kriteria dan preferensi sering kali diungkapkan oleh para pencari cinta. Di tengah maraknya fenomena materialisme di era modern, seorang duda asal Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, membuat geger dunia maya dengan iklan pencarian jodohnya yang terang-terangan mencari wanita kaya.

Melalui sebuah unggahan di media sosial, pria yang diketahui bernama Supriyanto (42) ini menuliskan harapannya untuk menemukan seorang wanita yang berpenghasilan tinggi dan memiliki aset berlimpah. Dalam iklannya, Supriyanto secara gamblang menyebutkan bahwa ia mencari wanita dengan penghasilan minimal Rp 100 juta per bulan dan memiliki rumah serta kendaraan mewah.

Sontak saja, unggahan Supriyanto langsung viral dan menuai beragam reaksi dari warganet. Ada yang mengecam sikap Supriyanto yang dianggap materialistis dan tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan dalam hubungan. Namun, tidak sedikit pula yang justru mendukung Supriyanto dan memaklumi alasannya.

Menurut Supriyanto, alasannya mencari jodoh kaya adalah untuk menjamin masa depan keluarganya. Ia mengaku telah bekerja keras selama bertahun-tahun, tetapi masih belum bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak bagi dirinya dan anak-anaknya. Oleh karena itu, ia berharap dapat menemukan seorang wanita yang mampu membantunya mencapai kesejahteraan finansial.

“Saya tidak malu mencari wanita kaya. Saya hanya ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga saya. Saya sudah bekerja keras, tetapi penghasilan saya tidak cukup,” ujar Supriyanto.

Namun, niat baik Supriyanto untuk mencari jodoh kaya juga diiringi dengan kekhawatiran. Ia menyadari bahwa kriterianya yang tinggi mungkin akan menyulitkannya untuk menemukan pasangan yang cocok.

“Saya tahu tidak mudah menemukan wanita kaya yang mau menerima saya. Tapi saya tetap akan berusaha. Saya percaya bahwa Tuhan akan mempertemukan saya dengan orang yang tepat,” katanya.

Fenomena pencarian jodoh berdasarkan materi memang bukan hal baru di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kasus serupa yang menghebohkan publik. Ada yang mencari jodoh kaya raya, ada pula yang mencari jodoh yang mampu melunasi utang.

Psikolog klinis Elizabeth Santosa mengatakan bahwa pencarian jodoh berdasarkan materi merupakan indikasi adanya gangguan kepribadian histrionik. Orang-orang dengan gangguan ini cenderung terlalu mementingkan perhatian, pengakuan, dan persetujuan orang lain. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk mendramatisir situasi dan memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

“Dalam kasus Supriyanto, pencarian jodoh kaya raya menunjukkan bahwa ia memiliki kebutuhan yang sangat kuat akan perhatian dan pengakuan. Ia mungkin merasa tidak berharga jika tidak memiliki pasangan yang kaya dan sukses,” ujar Elizabeth.

Menurut Elizabeth, orang-orang dengan gangguan kepribadian histrionik sering kali kesulitan menjalin hubungan yang sehat dan stabil. Mereka cenderung memanipulasi pasangannya dan melakukan tindakan yang menguras secara emosional.

“Dalam kasus seperti ini, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mengatasi gangguan kepribadian histrionik. Dengan terapi, orang tersebut dapat belajar cara membangun hubungan yang sehat dan memuaskan tanpa mengandalkan materi,” imbuh Elizabeth.

Selain masalah psikologis, pencarian jodoh berdasarkan materi juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Di Indonesia, status sosial dan kekayaan sering kali menjadi ukuran kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Hal ini membuat banyak orang terjebak dalam pemikiran bahwa mereka hanya akan mendapatkan kebahagiaan jika memiliki pasangan yang kaya.

Namun, Elizabeth mengingatkan bahwa kebahagiaan dalam suatu hubungan tidak ditentukan oleh materi. Kebahagiaan sejati dibangun atas dasar cinta, saling pengertian, dan dukungan.

“Jangan biarkan materi menjadi penghalang dalam menemukan jodoh. Carilah seseorang yang mencintai dan menerima Anda apa adanya, bukan karena kekayaan Anda,” pesan Elizabeth.

Kontak Whatsapp