Perkumpulan Duda Cimahi

Perkumpulan Duda Cimahi: Menebar Senyum di Balik Kesedihan

Di sudut Kota Cimahi, di sebuah taman sederhana, sekelompok pria berkumpul setiap akhir pekan. Mereka bukan sekadar teman biasa, melainkan anggota “Perkumpulan Duda Cimahi”, sebuah komunitas yang menyatukan para pria yang pernah mengalami perpisahan.

Perkumpulan ini didirikan pada tahun 2018 oleh Angga Wijaya, seorang duda berusia 35 tahun yang merasakan kehampaan setelah perceraiannya. “Awalnya, saya merasa sangat kesepian dan tidak tahu harus berbuat apa,” ujar Angga. “Saya butuh seseorang untuk diajak bicara dan berbagi pengalaman.”

Perkumpulan Duda Cimahi

Bersama dengan beberapa teman yang juga berstatus duda, Angga membentuk perkumpulan ini sebagai tempat berlindung dan berbagi dukungan. Seiring waktu, jumlah anggota terus bertambah, hingga kini mencapai lebih dari 50 orang.

Menebar Senyuman di Balik Kesedihan

Tujuan utama Perkumpulan Duda Cimahi adalah untuk memberikan dukungan emosional dan sosial bagi para anggotanya. Setiap pertemuan rutin, mereka saling berbagi cerita, memberikan nasihat, dan menyemangati satu sama lain.

“Di sini, kami bisa merasa lebih nyaman karena berada di lingkungan yang sama,” kata Dimas Sutrisno, duda berusia 40 tahun. “Kami saling memahami dan tidak menghakimi.”

Selain pertemuan rutin, perkumpulan ini juga mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, mengadakan bakti sosial, dan berwisata bersama. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mempererat ikatan persaudaraan dan memberikan pengalaman positif bagi para anggota.

Stigma Sosial dan Tantangan

Meskipun membawa dampak positif, keberadaan Perkumpulan Duda Cimahi tidak lepas dari pandangan negatif masyarakat. Sebagian orang masih memandang duda dengan sebelah mata, menganggap mereka sebagai pria yang gagal dalam pernikahan.

Anggota perkumpulan pun merasakan langsung stigma negatif ini. Mereka sering kali mendapat pertanyaan atau komentar yang menyinggung perasaan mereka. “Ada yang bertanya kenapa kami tidak bisa mempertahankan pernikahan,” kata Angga. “Bahkan, ada yang menyarankan kami untuk menikah lagi secepatnya.”

Tidak hanya stigma sosial, para duda juga menghadapi tantangan ekonomi. Banyak dari mereka yang harus membesarkan anak sendirian, sehingga beban finansial mereka meningkat. Perkumpulan Duda Cimahi berupaya membantu anggotanya mengatasi kesulitan-kesulitan ini dengan saling memberikan dukungan dan informasi.

Memandang ke Depan dengan Harapan

Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, anggota Perkumpulan Duda Cimahi tetap optimistis menatap masa depan. Mereka percaya bahwa melalui kebersamaan dan dukungan satu sama lain, mereka dapat mengatasi segala kesulitan.

“Kami bukan hanya sekadar perkumpulan, tapi juga sebuah keluarga,” kata Deden Ramdani, duda berusia 32 tahun. “Kami saling menjaga dan mendukung, apapun yang terjadi.”

Perkumpulan Duda Cimahi telah menjadi bukti nyata bahwa di balik kesedihan dan stigma sosial, selalu ada harapan dan kekuatan. Dengan saling bergandengan tangan, para duda ini telah berhasil menebar senyuman di wajah mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.

Kontak Whatsapp

Perkumpulan Duda Cimahi

Jika anda berminat menjalin hubungan, Silahkan isihkan detail anda pada form dibawah ini, lalu Aisyah akan secepatnya menghubungi anda untuk melakukan proses perkenalan, dan semoga menjadi pasangan yang cocok

Form Minat