Perkumpulan Duda Morowali Utara

Perkumpulan Duda Morowali Utara: Mengatasi Stigma dan Meraih Kesejahteraan

Di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, terdapat sebuah komunitas yang cukup unik, yaitu Perkumpulan Duda Morowali Utara (Perduma). Komunitas ini dibentuk atas dasar kesamaan pengalaman hidup, yaitu sebagai duda.

Perduma didirikan pada tahun 2018 atas inisiatif beberapa duda yang merasa kurang mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat. Mereka menyadari masih banyak stigma negatif yang melekat pada status duda, seperti dianggap tidak mampu menjaga hubungan atau dianggap kurang bertanggung jawab.

Stigma tersebut kerap menghambat duda dalam menjalani kehidupan sosial, ekonomi, dan emosional. Misalnya, mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan, ditolak dalam pergaulan, dan merasa minder atau malu.

Dengan mengusung semangat kebersamaan dan saling menguatkan, Perduma berusaha mengatasi stigma tersebut. Komunitas ini menyediakan wadah bagi para duda untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling mendukung.

Anggota Perduma terdiri dari berbagai latar belakang, usia, dan profesi. Mereka memiliki kisah yang berbeda-beda tentang bagaimana mereka menjadi duda. Ada yang ditinggal meninggal oleh istrinya, ada yang bercerai, dan ada pula yang menjadi duda sejak muda.

Perduma memiliki sejumlah kegiatan rutin, seperti arisan bulanan, bakti sosial, dan kegiatan keagamaan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, anggota Perduma tidak hanya menjalin silaturahmi tetapi juga saling membantu dalam berbagai hal.

Misalnya, dalam kegiatan arisan, selain untuk mempererat hubungan, anggota Perduma juga saling meminjamkan uang atau memberikan bantuan materi kepada yang membutuhkan. Sementara itu, dalam kegiatan bakti sosial, mereka membersihkan tempat ibadah, membantu warga kurang mampu, atau memberikan bantuan kepada korban bencana.

Perduma juga aktif menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lembaga sosial lainnya. Salah satu kerja sama yang berjalan dengan baik adalah dengan Dinas Sosial Kabupaten Morowali Utara. Dinas Sosial memberikan dukungan berupa pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan pendampingan psikologi bagi anggota Perduma.

Selain mengatasi stigma, Perduma juga berupaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Komunitas ini membentuk koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam dan usaha mikro. Melalui koperasi, anggota Perduma dapat memperoleh akses permodalan dan mengembangkan usaha mereka.

Dengan berbagai kegiatan dan program tersebut, Perduma telah memberikan dampak positif bagi anggotanya. Banyak anggota Perduma yang mengaku merasa lebih percaya diri dan semangat dalam menjalani hidup. Mereka juga merasa lebih didukung dan tidak lagi merasa sendirian dalam menghadapi masalah.

Tidak hanya itu, keberadaan Perduma juga turut mengubah pandangan masyarakat terhadap status duda. Masyarakat mulai menyadari bahwa duda bukanlah orang yang harus dikucilkan atau direndahkan. Sebaliknya, mereka adalah bagian dari masyarakat yang berhak mendapat perhatian dan dukungan.

Ketua Perduma, Sulaiman, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian komunitas ini. “Kami membuktikan bahwa duda tidak lemah atau tidak berdaya. Kami bisa bersatu, saling mendukung, dan meraih kesejahteraan bersama,” ujar Sulaiman.

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara juga memberikan apresiasi kepada Perduma. Bupati Morowali Utara, Delis J. Hehi, mengatakan bahwa Perduma merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat dapat mengatasi masalah sosial secara bersama-sama.

“Kami mendukung sepenuhnya Perduma dan berharap komunitas ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi anggotanya serta masyarakat Morowali Utara secara keseluruhan,” kata Bupati Delis.

Kisah Perduma Morowali Utara menjadi inspirasi bagi banyak duda di daerah lain. Komunitas ini membuktikan bahwa status duda bukanlah sebuah penghalang untuk menjalani hidup yang bahagia dan sejahtera. Dengan semangat kebersamaan, saling menguatkan, dan dukungan dari berbagai pihak, duda dapat mengatasi stigma dan meraih kesejahteraan yang layak.

Kontak Whatsapp